Rabu, 08 Oktober 2008

Psycology - Komunikasi Antar Budaya

Pentingnya Komunikasi Antarbudaya

Pada saat sekarang ini, komunikasi antarbudaya menjadi sangat penting. Adapun beberapa factor yang menyebabkan pentingnya komunikasi antarbudaya, yaitu:

· Mobilitas

Perjalanan seseorang dari suatu negara atau benua ke negara atau benua lain menyebabkan menyebabkan mobilitas masyarakat di dunia mencapai puncaknya sehingga hal yang semula adalah hubungan antarpribadi menjadi hubungan antarbudaya. Hal ini tejadi karena pada saat seseorang mengunjungi suatu daerah baru maka secara otomatis orang tersebut akan mengenal budaya baru dan orang- orang yang berbeda seta mencari peluang ekonomis yang ada.

· Saling kebergantungan ekonomi

Pada saat sekarang ini banyak sekali negara secara ekonomis bergantung pada negara lain, seperti negara Cina yang semula hanya bergantung pada negara- negara disekitarnya mulai tergantung pada negara Eropa yang memiliki kebudayaan yang sama sekali berbeda dengan kebudayaannya. Kehidupan ekonomis suatu negara yang ada saat sekarang ini sangat bergantung pada kemampuan negara tersebut untuk berkomunikasi dengan negara lain sekalipun memiliki kebudayaan yang jauh berbeda.

· Teknologi komunikasi

Peningkatan secara pesat teknologi komunikasi pada saat sekarang ini membuat komunikasi antarbudaya menjadi lebih mudah, praktis, dan juga tidak dapat dihindarkan. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya film- film televisi dari luar yang berasal dari luar negeri sehingga kita dapat mengetahui budaya- budaya yang ada di negara tersebut serta riwayat dari sejarah suatu negara. Demikian juga dengan berita- berita mengenai suatu negara yang dapat disaksikan oleh negara lain. Namun, tidak jarang pula kita melihat berita mengenai ketegangan rasial, pertentangan agama, diskriminasi seks, dan berbagai masalah yang ada yang disebabkan oleh kegagalan dari komunikasi antarbudaya.

· Pola imigrasi

Di setiap kota- kota besar terdapat banyak sekali orang- orang yang berasal dari berbagai negara yang berbeda. Dalam kehidupan sehari- hari kita sering sekali bergaul dan berkomunikasi dengan mereka. Maka, pengalaman dari pergaulan kita tersebut menjadi semakin antarbudaya.

· Kesejahteraan politik

Kesejahteraan politik yang ada di suatu negara sangat bergantung pada kesejahteraan politik kultur atau negara lain. Maka, kekacauan yang terjadi di belahan dunia lain akan sangat mempengaruhi keamanan negara lain. Dari hal tersebut, kita dapat melihat betapa pentingnya komunikasi dan rasa saling pengertian antarbudaya pada saat sekarang ini dibandingkan dengan sebelumnya.

Kesukaran Memahiri Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi antarbudaya merupakan suatu bidang yang sulit untuk dipelajari dan juga diriset apalagi untuk dimahiri. Ada dua hal yang mengidentifikasikan kesulitan utama dalam memahiri komunikasi antarbudaya sebagai suatu cara untuk mengilustrasikan lebih jauh mengenai kekhasan dari komunikasi antarbudaya, yaitu:

· Etnosentrisme

Salah satu kesulitan yang kita miliki adalah kita sering kali mengukur kebudayaan lain yang ada dengan kacamata kultur yang kita miliki. Etnosentrisme yang merupakan kecenderungan untuk mengevaluasi nilai, kepercayaan, dan perilaku dalam kultur sendiri lebih baik, lebih logis, dan lebih wajar dibandingkan dengan kultur lain sangat erat hubungannya dengan seksisme dan heteroseksisme yang menyebabkan hambatan dalam pemahanan antar budaya menjadi sulit diperkirakan.

· Kesadaran (mindfulness) dan ketidak-sadaran (mindlessness)

Pada keadaan sadar (mindfulness) seseorang akan bertindak secara wajar seperti yang dilakukan oleh banyak orang, tetapi pada keadaan tidak sadar (mindlessness) seseorang akan cenderung tidak wajar dan sering kali berasumsi yang tidak layak secara intelektual. Misalnya seseorang yang mengetahui bahwa ada orang yang menderita HIV/ AIDS yang tidak akan menularkan penyakitnya jika hanya bersentuhan, namun seseorang yang dalam ketidaksadarannya akan menghindari orang- orang yang menderita HIV/ AIDS tersebut.

Hakikat Komunikasi Antarbudaya

Kita dapat mendefinisikan kultur sebagai gaya hidup yang relatif khusus dari suatu kelompok masyarakat yang terdiri dari nilai-nilai, kepercayaan, artifak, cara berperilaku, serta cara berkomunikasi yang ditularkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Termasuk dalam kultur ini adalah segala hal yang dihasilkan dan dikembangkan oleh anggota kelompok itu seperti bahasa, cara berfikir, seni, undang-undang, dan agama mereka.

Enkulturasi mengacu pada proses dengan dimana kultur ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. orangtua, kelompok teman sekolah, lembaga keagamaan dan lembaga pemerintahan merupakan guru-guru uatama dibidang kultur.

Akulturasi mengacu pada proses di mana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Contoh, bila sekelompok imigran kemudian berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan rumah ini.

Komunikasi antarbudaya mengacu pada komunikasi antara orang-orang dari kultur yang berbeda-beda dan antara orang-orang yang memiliki kepercayaan, nilai, atau cara berperilaku kultural yang berbeda pula.

Komunikasi antarbudaya telah menjadi semakin penting karena meningkatnya mobilitas orang di seluruh dunia, saling kebergantungan ekonomi di antara banyak Negara, kemajuan teknologi komunikasi, perubahan pola imigrasi, dan politik membutuhkan pemahaman atas kultur-kultur yang berbeda.

Subkultur

Subkultur ini seringkali mengembangkan sistem konunikasi mereka sendiri untuk meningkatkan efisiesi komunikasi, untuk memungkinkan para anggota saling mengenal satu sama lain, untuk menjamin kerahasiaan komunikasi, dan untuk menciptakan kesan tertentu atau membuat bingung orang lain. Kita mempelajari subkultur dan subbahasa sebagai cara untuk lebih memahami suatu bahasa tertentu. Komunikasi anatara kaum heteroseks dan homoseks, anatara dua orang yang berlainan agama, antara orang Indonesia dan orang Amerika, bahkan antara orang yang berbeda jenis kelamin.

Bentuk-bentuk Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi antarbudaya secara luas untuk mencakup semua bentuk komunikasi di antara orang-orang yang berasal dari kelompok yang berbeda selain juga secara lebih sempit yang mencakup bidang komunikasi antara kultur yang berbeda. Model kumunikasi antarbudaya mencakup semua hal berikut:

  1. Komunikasi antarbudaya
  2. Komunikasi antar ras yang berbeda
  3. Komunikasi antara kelompok etnis yang berbeda
  4. Komunikasi antara kelompok agama yang berbeda
  5. Komunikasi antara bangsa yang berbeda
  6. Komunikasi antara subkultur yang berbeda
  7. Komunikasi anatara suatu subkultur dan kultur yang dominan
  8. Komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda

Cara kita berkomunikasi sebagian besar dipengaruhi kultur, orang-orang dari kultur yang berbeda akan berkomunikasi secara berbeda. Kita perlu menaruh perhatian khusus untuk menjaga jangan sampai perbedaan kultur menghambat interaksi yang bermakna, melainkan justru menjadi sumber untuk memperkaya pengalaman komunikasi kita. Jika kita ingin berkomunikasi secara efektif, kita perlu memahami dan menghargai perbedaan-perbedaan ini. Kita juga perlu memahami penghambat-penghambat yang lazim serta prinsip-prinsip efektivitas untuk komunikasi di antara kultur yang berbeda.

Pengamatan Horace Miner pada tahun 1956 mengenai Kultur Nacirema

Kultur Nacirema ditandai oleh ekonomi pasar yang sangat maju yang berkembang di lingkungan alam yang kaya. Meskipun sebagian besar waktu masyarakat digunakan untuk kepentingan ekonomi, sebagian besar hasil kegiatan ini sebagian hasil kegiatan ini dan waktu dalam sehari dihabiskan untuk kegiatan ritual. Fokus kegiatan ini adalah tubuh manusia; penampilan dan kesehatan tubuh tampaknya merupakan masalah yang dominan dalam etos masyararakat ini. Meskipun masalah ini bukan hal yang aneh, aspek seremonial dan filosofi yang mendasarinya memang unik.

Kepercayaan yang mendasari keseluruhan sistem ini adalah bahwa tubuh manusia pada dasarnya jelek dan cenderung lemah serta mudah terserang penyakit. Terpenjara dalam tubuh seperti itu, satu-satunya harapan manusia adalah menghindari karakteristik ini dengan menjalani ritual dan seremoni yang dianggap manjur. Setiap keluarga memiliki satu atau lebih kamar suci yang disediakan untuk kepentingan ini. Orang yang lebih kaya mempunyai beberapa kamar suci di rumahnya, dan memang kekayaan suatu keluarga seringkali diukur dari jumlah kamar suci yang mereka miliki. Kebanyakan rumah dibangun dengan konstruksi anyaman kayu, tetapi kamar suci keluarga kaya dilapisi dengan dinding batu. Keluarga yang lebih miskin meniru keluarga kaya dengan melapisi dinding kamar sucinya dengan tanah liat.

Meskipun setiap keluarga memiliki sedikitnya satu kamar suci, uoacara ritual yang dilakukan bukanlah merupakan upacara atau seremoni keluarga, melainkan bersifat pribadi dan rahasia. Ritual ini biasanya hanya dibicarakan dengan anak-anak, dan hanya selama masa mereka diperkenalkan dengan misteri ini.

Prinsip-Prinsip Komunikasi Antarbudaya

Ø Relativitas Bahasa

Bahasa mempengaruhi pemikiran dan perilaku. Bahasa-bahsa di dunia sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantic dan strukturnya. Orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir tentang dunia.

Hipotesis yang telah dimodifikasi tampaknya lebih banyak mendapatkan dukungan: bahasa yang kita gunakan membanti menstrukturkan apa yang kita lihat dan bagaimana kita melihatnya. Sebagai akibatnya, orang yang menggunakan bahasa yang berbeda akan melihat dunia secara berbeda pula. Penutur Eskimo yang mempunyai banyak istilah untuk salju, mungkin melihat nuansa-nuansa mengenai salju yang barangkali lepas dari perhatian seorang penutur asli bahasa Inggris.

Jika komunikasi berhenti disini, maka perbedaan bahasa akan membuat komunikasi antarbudaya yang efektif tidak mungkin terjadi. Dalam percakapan, misalnya, kita menjelaskan diri kita, mengajukan pertanyaan, dan minta umpan balik (“Apakah keterangan saya jelas?” “Apakah anda mengerti apa yang saya maksud dengan….?”). Usaha-usaha ini dengan cepat menghapus perbedaan-perbedaan yang ada diantara kebanyakan bahasa. Perbedaan bahasa tidak mengakibatkan perbedaan penting dalam persepsi, berbicara secara spesifik, dan mencari umpan balik.

Teknik mendengarkan secara aktif dan pengecekan persepsi membantu anda untuk memeriksa ketepatan persepsi anda. Teknik ini juga memberikan kesempatan bagi anda untuk memperbaiki atau menyempurnakan persepsi-persepsi yang mungkin keliru. Dengan bersikap spesifik anda dapat mengurangi kemungkinan salah paham.

Mencari umpan balik kemungkinan anda memperbaiki setiap kemungkinan kesalah-mengertian dengan segera. Carilah umpan balik baik bila anda ingin mengetahui apakah uraian anda jelas (“Apakah ini diterima?” “Apakah anda sudah tau dimana harus meletakkan alat ini?”). Bila anda ingin mengetahui apakah anda sudah benar-benar memahami apa yang dikatakan orang lain (“Yang kamu maksud, kamu tidak akan pernah berbicara dengan mereka lagi? Apakah kamu sungguh-sungguh?”).

Ø Bahasa Sebagai Cermin Budaya

Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin besar perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal.

Makin besar perbedaam antar budaya, makin sulit komunikasi dilakukan. Kesulitan ini dapat mengakibatkan lebih banyak kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan salah paham, makin banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas.

Kita perlu sangat peka terhadap hambatan-hambatan yang menghalangi komunikasi antarbudaya yang bermakna.

Ø Mengurangi Ketidakpatian

Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidakpastian dan ambiguitas dalam komunikasi. Semua hubungan mengandung ketidakpastian. Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi ketidakpastian ini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan, mempredikisi, dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena ketidakpstian dan ambiguitas yang lebig besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk mengurangi ketidakpastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.

Ø Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya

Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah kesadaran diri (mindfulness) para partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi positif dan negative. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali membuat kita lebih waspada. Ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya diri.

Ø Interaksi Awal dan Perbedaan Antarbudaya

Perbedaa antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjasi lebih akrab.

Walaupun kita selalu menghadapi kemungkinan salah persepsi dan salah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi komunikasi antarbudaya. Karenanya, cobalah menghindari kecenderungan alamiah anda untuk menlai orang lain secara tergesa-gesa dan permanent. Penilaian yang dilakukan secara dini biasanya didasarkan pada informasi yang sangat terbatas. Karena itu kita perlu lebih fleksibel untuk memperbaiki pendapat yang kita buat berdasarkan informasi yang sangat terbatas itu. Prasangka dan bias bila dipadukan dengan ketidakpastian yang tinggi pasti akan menghasilkan penilaian yang nantinya perlu kita perbaiki.

Ø Memaksimalkan Hasil Interaksi

Dalam komunikasi antarbudaya, seperti dalam komunikasi, kita berusaha memaksimalkan hasil interaksi. Kita berusaha keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya minimum.

Tiga konsekuensi yang mengisyaratkan implikasi yang penting bagi komunikasi antar budaya.

Pertama, orang akan berinteraksi dengan orang lain yang mereka perkirakan akan memberikan hasil positif. Karena komunikasi antarbudaya itu sulit, anda mungkin menghindarinya. Dengan demikian, misalnya, anda akan memilih berbicara dengan rekan sekelas yang banyak kemiripan dengan anda ketimbang orang sangat berbeda.

Kedua, bila kita mendapatkan hasil yang positif, kita terus melibatkan diri dalam komunikasi dan meningkatkan komunikasi kita. Bila kita memperoleh hasil negative, kita mulai menarik diri dan mengurangi komunikasi. Implikasinya : Jangan cepat menyerah!

Ketiga, kita membuat prediksi tentang mana perilaku kita yang akan memberikan hasil positif. Dalam komunikasi anda, anda mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topic, posisi yang anda ambil, perilaku nonverbal yang anda tunjukan, banyaknya pembicaraan yang anda lakukan dibandingkan dengan tindakan mendengarkan, dan sebagainya. Anda kemudian melakukan apa yang menurut anda akan memberikan hasil negatif.

Hambatan-hambatan komunikasi budaya

· Mengabaikan perbedaan antara anda dan kelompok yang secara cultural berbeda

Hambatan yang paling lazim adalah bilamana anda menganggap bahwa yang ada hanya kesamaan bukan perbedaan. Kita dapat dengan mudah menerima perbedaan gaya rambut, cara berpakaian, dan makanan. Tetapi dalam hal nilai-nilai dan kepercayaan dasar, kita menganggap bahwa pada dasarnya manusia itu sama.

· Mengabaikan perbedaan antara kelompok kultural yang berbeda

Dalam setiap kelompok kulturak terdapat perbedaan yang besar dan penting. Seperti misalnya orang Amerika tidak sama satu sama lainnya. Bila kita mengabaikan perbedaan ini kita terjebak dalam stereotype, yaitu dimana kita mengasumsikan bahwa semua orang yang menjadi anggota kelompok yang sama (dalam hal ini bangsa atau ras) adalah sama. Sadarilah bahwa dalam setiap kultur terdapat banyak subkultur yang jauh berbeda satu sama lain dan berbeda pula dari kultur mayoritasnya.

· Mengabaikan perbedaan dalam makna

Makna kata tidak terletak pada kata-kata yang digunakan melainkan pada orang yang menggunakan kata tersebut. Misalnya perbedaan makna kata agama pada pemuka agama dan bagi seorang atheis. Meskipun kata yang digunakan sama, makna konotatifnya akan sangat berbeda bergantung pada definisi cultural pendengar. Pada pesan non verbal, kemungkinan perbedaan tampaknya bahkan lebih besar lagi. Bagi orang Amerika, mengangkat dua jari sehingga membentuk tanda V mengisyaratkan kemenangan, tetapi bagi orang Amerika Selatan tertentu, ini merupakan isyarat cabul.

· Melanggar adat kebiasaan kultur

Setiap kultur mempunyai aturan komunikasi sendiri-sendiri. Aturan ini menetapkan mana yang patut dan mana yang tidak patut. Pada beberapa kultur, orang menunjukan rasa hormat dengan menghindari kontak mata langsung dengan lawan bicaranya. Dalam kultur lain penghindaran kontak mata seperti ini dianggap mengisyaratkan ketiadaan minat.

· Menilai perbedaan secara negatif

Meskipun anda menyadari adanya perbedaan di antara kultur-kultur, anda tetap tidak boleh menilai perbedaan ini sebagai hal yang negative.

· Kejutan budaya

Kejutan budaya mengacu pada reaksi psikologis yang dialami seseorang karena berada di tengah suatu kultur yang sangat berbeda dengan kulturnya sendiri. Sebagian dari kejutan ini timbul karena perasaan terasing, menonjol, dan berbeda dari yang lain.

Tahap-tahap kejutan budaya menurut Kalervo Oberg (1960):

1. Masa bulan madu

Masa ini pada mulanya terasa ada pesona, kegembiraan, dengan kultur yang baru dan masyarakatnya. Banyak turis yang tetap berada pada tahap ini karena masa tinggal mereka di suatu Negara asing sangat singkat.

2. Krisis

Di tahap ini perbedaan kultur dengan kultur yang baru menimbulkan masalah. Ini adalah tahap pada mana kita mengalami kejutan budaya baru yang sebenarnya.

3. Pemulihan

Selama periode ini anda memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk bertindak efektif. Perasaan tidak puas anda mulai meluntur.

4. Penyesuaian

Pada tahap akhir ini, anda menyesuaikan diri dan memasuki kultur baru serta mendapatkan pengalaman baru.

Pintu masuk budaya asing

· Memanfaatkan prinsip-prinsip interaksi antarpribadi yang efektif

Karakteristik interaksi antarpribadi yang efektif yang diturunkan dari model humanistic dan yang diturunkan dari model pragmatic. Kesepuluh karakteristik ini khususnya penting dalam komunikasi antarbudaya dan dapat bermanfaat dalam konteks cultural. Tidak semua perilaku verbal dan nonverbal mempunyai makna yang sama dalam semua kultur.

· Keterbukaan

Bersikap terbuka terhadap perbedaan yang ada, terutama perbedaan nilai, kepercayaan, sikap, dan perilaku.

· Empati

Tempatkanlah diri anda pada posisi nlawan bicara yang berasal dari kultur yang berbeda. Coba melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda.

· Sikap mendukung

Deskriptif, jangan evaluatif, spontan, jangan strategic, provisional, jangan memastikan.

· Sikap positif

Komunikasikan sikap positif, khususnya penting dalam situasi antarbudaya karena begitu banyak hal yang tidak dikenal atau diketahui.

· Kesetaraan

Warganegara dari Negara-begara industri maju mempunyai reputasi sebagi orang yang merasa diri lebih unggul. Hilangkanlah reputasi ini dengan selalu bersikap bahwa kita berkomunikasi dengan pihak yang setara.

· Percaya diri

Satu keterampilan penting dalam komunikasi natarbudaya adlaah mentoleransi ambiguitas, tetap percaya diri dan tenang dalam setiap situasi yang belum pernah anda alami.

· Kedekatan

Kedekatan menyatukan orang dan menbantu mengatasi perbedaan.

· Manajemen interaksi

Bersikaplah sensitive terhadap perbedaan dalam cara mengambil alih pmbicaraan.

· Daya ekspresi

Bila perbedaan cukup besar, beberapa orang tidak merasa nyaman dan tidak yakin akan diri mereka sendiri. Biarkan lawan bicara anda tahu bahwa anda menikmati interaksi ini. Tersenyumlah.

· Berorientasi kepada pihak lain

Setiap orang mempunyai andil dalam interaksi, jangan memonopoli pembicaraan dengan hanya membicarakan diri sendiri, memilihkan topic pembicaraan, dan hanya membicarakan pengalaman anda

Tidak ada komentar: