Rabu, 08 Oktober 2008

Indonesian Communication System - Perspektif

Indonesian Communication System

Nama : Rinda Permata Sari (2006.100.086)

Kelas : Adv. 10-2

Kasus : SMS Premium

Referensi : www.kompas.com

www.detikinet.com

www.seputar-indonesia.com

Sinopsis kasus :

Pada kasus ini, dimana banyak pihak provider atau penyedia layanan sms premium, menetapkan tarif yang mahal menurut ukuran Dirjen Pos dan Telekomunikasi Departemen Komunikasi dan Informasi. Tarif yang digunakan terlalu tinggi untuk masyarakat yang ada pada saat sekarang ini. Selain itu, banyak pula provider yang tidak mencantumkan secara jelas berapa tarif yang harus dikeluarkan oleh masyarakat untuk menggunakan layanan tersebut dan bagaimana cara mengnonaktifkan layanan tersebut. Maka, hal tersebut menjadi pertimbangan bagi Departemen Komunikasi dan Informasi untuk membuat batasan ataupun sanksi bagi pihak provider yang melanggar ketentuan yang ada.

Analisa :

Pada kasus ini terdapat tiga dari empat paradigma yang ada dalam komunikasi. Paradigma tersebut antara lain :

1. Perspektif Evolusioner

Dalam kasus ini dapat dilihat bahwa masyarakat terus berkembang secara perlahan melalui teknologi yang ada. Pada awalnya masyarakat hanya mengenal ‘sms’ sebagai salah satu cara untuk mengirim pesan kepada orang – orang tertentu saja yang dikenalnya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat mulai menggunakan sms sebagai tempat untuk mencari uang untuk keperluan hidupnya dan masyarakat yang lain menjadi sangat konsumtif dengan hal- hal atau sesuatu yang mereka sukai yang berhubungan dengan apa yang mereka butuhkan dan apa yang terjadi pada diri mereka di masa yang akan datang seperti pencarian jodoh, ramalan menurut tanggal lahir, ramalan menurut zodiak, apa yang terjadi pada artis yang disukai, dan lain sebagainya. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa masyarakat sangat menyukai hal- hal yang merujuk pada keadaan hidupnya di masa yang akan datang dan juga menunjukkan bahwa masyarakat sedikit demi sedikit berkembang mengikuti apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang menjadi tren dalam lingkungannya.

2. Perspektif Struktural Fungsionalis

Pada kasus sms ini, dapat dilihat bahwa masyarakat memiliki struktur atau susunan dalam menjalankan fungsinya dalam masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana sebuah organisasi pemerintahan menjalankan fungsinya sebagai sebuah organisasi yang melihat dan melindungi kepentingan masyarakatnya dalam berbagai hal. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan peraturan atas apa yang harus dilakukan oleh pihak provider dan mengeluarkan sanksi bila terjadi pelanggaran dalam pelaksanaannya. Misalnya saja dengan menetapkan tarif yang ada untuk satu layanan. Hal ini dilakukan tentunya atas pertimbangan permasalahan yang ada di masyarakat dengan melihat opini, pengaduan, ataupun kritikan yang ada atas sms premium tersebut. Organisasi yang diadakan oleh pemerintah ini ( dalam hal ini ialah Postel ) menjadi penengah antara pihak provider dengan masyarakat dengan mengadaptasi apa yang ada dan yang terjadi dalam masyarakat dan juga pihak provider sehingga tidak menentukan sesuatu yang memihak baik pada provider ataupun masyarakat.

3. Perspektif Konflik Sosial

Perspektif konflik sosial dalam kasus ini dapat dilihat dari adanya pihak yang berperan sebagai kaum kapitalis dan juga ada pihak yang berperan sebagai kaum proletar. Kaum kapitalis dalam kasus ini diwakili oleh provider dimana provider ini memiliki modal untuk mempengaruhi bahkan mencetak uang sebanyak mungkin dari kaum proletar yang diperankan oleh masyarakat. Masyarakat dikatakan sebagai kaum proletar karena masyarakat seolah- olah bekerja keras dengan menyisihkan uang yang dalam hal ini yang dimaksud ialah pulsa yang dimiliki untuk kepentingan kaum kapitalis atau provider. Sehingga terdapat sebuah perbedaan yang sangat menonjol antara kedua kaum tersebut. Pihak provider semakin kaya tetapi pihak masyarakat semakin disusahkan dengan sms yang ada apalagi jika tidak ada cara yang julas untuk berhenti dari layanan yang ada.

Tidak ada komentar: